“Tanah Bintan Dilubangi, Bupati dan Kapolres Diduga Jadi Penonton”
Ravanews|Bintan Amarah anak tempatan meledak. Di tanah kelahiran sendiri, bumi Bintan digali, dilubangi, dan dihancurkan oleh mafia tambang pasir ilegal. Galang Batang, Kampung Banjar, hingga Kawal Kecamatan Gunung Kijang kini porak – poranda. Senin, 8 September 2025.
Mesin isap meraung, lori berderet mengangkut pasir, hutan dan pesisir digilas alat berat. Semua terang-terangan. Bupati Bintan dan Kapolres Bintan seolah tak berkutik. Publik menduga, keduanya justru sengaja membiarkan – bahkan jadi pelindung kepentingan mafia.
“Saya anak tempatan. Saya lahir di tanah Bintan. Saya tidak rela tanah kelahiran saya dilubangi, dijual, dan dihancurkan oleh oknum luar. Ini pengkhianatan terhadap alam, terhadap generasi kami,” tegas seorang tokoh muda Bintan.
Negara Dipermalukan, Alam Dihancurkan
Nama berinisial Y disebut-sebut jadi dalang besar. Dengan beking politik, ia bebas menguras hasil bumi. Ironisnya, rakyat kecil justru jadi korban. Nababan ditindak, sementara mafia besar aman. Hukum benar-benar tumpul ke atas, tajam ke bawah.
Kerusakan sudah nyata: air tanah keruh, lahan gundul, pesisir hancur. Jika dibiarkan, Bintan bukan lagi pulau indah, tapi kuburan raksasa penuh lubang tambang.
Bupati dan Kapolres di Persimpangan Sejarah
Kini semua mata menyorot dua sosok: Bupati Bintan dan Kapolres Bintan. Apakah mereka akan menegakkan hukum, atau terus dicatat sejarah sebagai pemimpin yang membiarkan tanah Bintan digadaikan ke tangan mafia luar?
Desakan ke Presiden & Kapolri Anak – anak tempatan bersatu. Mereka mendesak Presiden Prabowo Subianto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk turun tangan langsung. Karena jika pusat diam, publik akan yakin: di Bintan, mafia pasir lebih berkuasa daripada negara.
🔥 “Bupati & Kapolres Diduga Khianati Bintan, Alam Dikorbankan”
Bersambung…
Komentar